ILALANG>COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengharapkan program mematikan lampu satu jam "Earth Hour" yang digagas World Wildlife Fund (WWF) bisa menjadi gaya hidup hemat energi.

"Earth Hour jangan dilihat sekadar matikan lampu, menghemat listrik, tetapi kita ingin melihat ini sebagai way of life. Menghemat energi sebagai bagian pola hidup kita ke depan," katanya usai menerima petinggi WWF di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (8/3).

Fauzi berencana tidak hanya melaksanakan kegiatan "Earth Hour" sekali pada 26 Maret 2011, tetapi beberapa kali dalam satu tahun.

"Kita mungkin akan melaksanakan Earth Hour mungkin tidak hanya satu kali dalam satu tahun. Untuk Jakarta paling sedikit beberapa kali dalam satu tahun, misalnya pada Hari Bumi (22 April), Hari Lingkungan Hidup (5 Juni)," katanya.

Dia mengharapkan pelaksanaan Earth Hour ketiga kalinya itu tidak hanya dilakukan di kawasan Sudirman - Thamrin dan gedung pemerintahan, tetapi juga mencakup komunitas lebih luas lagi.

Fauzi menjelaskan dua kali pelaksanaan Earth Hour terbukti mampu menghemat energi di Jakarta setara dengan kapasitas produksi listrik satu PLTN kecil.

"Apabila 10 persen warga Jakarta berpartisipasi, maka kota ini dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300 MWh," katanya.

Jumlah tersebut setara dengan mematikan satu pembangkit listrik dan menyalakan sekitar 900 desa, serta mengurangi emisi karbondioksida setara 267,3 ton.

Senada dengan Gubernur, Direktur Eksekutif/CEO WWF Indonesia, Efransjah mengatakan simbol Earth Hour yang baru yaitu 60+ yang artinya mengingatkan masyarakat tidak hanya mematikan lampu selama 60 menit, tetapi bagaimana melakukan hemat energi setelahnya.

Dia mengatakan konsumsi energi listrik terbesar di Indonesia berada di Jawa dan Bali yaitu sebesar 78 persen dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional. (Ant/Wk)