Kebiasaan itu menyusul sekolah- sekolah pendahulunya yang telah lama rutin melakukan hal yang sama. Yakni, SMPN 5, SDN Bantarjati 9, SMK Wikrama, SDN Gunungbatu 1 dan 2 serta SDN Baranangsiang. Sebanyak 450 liter jelantah dari SMPN 11 Bogor dan 400 liter dari SMPN 8 Bogor, belum lama ini diserahkan ke BPLH Kota Bogor. Nantinya, minyak tersebut digunakan sebagai pasokan biodiesel untuk bahan bakar bus Transpakuan.
Guru mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH) SMPN 11 Kota Bogor, R Satriana mengatakan, 450 liter jelantah itu dikumpulkan dari 700 siswa. “Kami mengumumkan sejak dua minggu sebelumnya,” katanya. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan dan Dampak Lingkungan BPLH Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan, pihaknya sangat mengimbau agar sekolah-sekolah lain turut mengumpulkan. Pasalnya, selain sebagai PLH, tindakan ini bisa membantu Pemerintah Kota Bogor.
“Kami menyiapkan anggaran sebagai pengganti uang jalan bagi yang menyumbangkan jelantahnya ke BPLH, yakni Rp3.000 per liter,” kata Shahlan. Ia menyebutkan, BPLH Kota Bogor membutuhkan 43.200 liter jelantah per tahun untuk diolah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar sepuluh bus Transpakuan milik Pemkot Bogor.
“Saat ini, BPLH baru mampu mengumpulkan 10 ribu liter, jadi masih butuh 33.200 liter dalam setahun untuk sepuluh bus Transpakuan,” katanya. (Radar-Bogor)
0 komentar:
Posting Komentar