Judul : Good Capitalism, Bad Capitalism; Kapitalisme Baik,
Kapitalisme Buruk dan Ekonomi Pertumbuhan dan Kemakmuran
Penulis : Carl J. Schramm dkk.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 1, Oktober 2010
Tebal : xxiii + 600 halaman
Harga : Rp145.000,-
Kapitalisme Buruk dan Ekonomi Pertumbuhan dan Kemakmuran
Penulis : Carl J. Schramm dkk.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 1, Oktober 2010
Tebal : xxiii + 600 halaman
Harga : Rp145.000,-
Wajah-wajah kapitalisme selalu bertebaran di dalam sistem perekonomian. Secara garis besar, cita rasa kapitalisme ada dua, baik dan buruk. Demikianlah yang terbaca dari sampul buku ini.
Mengapa kapitalisme dan perekonomian begitu penting? Karena keduanya sebagai tonggak, sekaligus barometer dari kemajuan maupun kemunduran suatu negara. Fenomena krisis finansial global tentunya masih segar di memori kita. Beberapa negara mengalami kolaps, terutama Amerika Serikat. Hal itu dikarenakan kondisi perekonomiannya sedang mengalami “sakit”.
Bila penulis ibaratkan, sistem ekonomi layaknya sebuah mesin “penggerak” terhadap kebijakan ekonomi. Sedangkan kapitalisme adalah energi yang dipakai ekonom untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, keduanya harus bersinergi agar tidak terjadi kepincangan.
Sejarah mencatat, pada tanggal 9 November 1989—hari ketika tembok Berlin roboh—menandakan akhir dari perang dingin yang mencekam antara komunisme dengan kapitalisme. Sekilas, Kapitalisme telah keluar sebagai pemenang dan komunisme terkucil menjadi sekadar sebuah keingintahuan sejarah. Dari sudut pandang ini, istilah “kapitalisme” seakan-akan merujuk pada sebuah karakteristik umum dari bentuk sebuah organisasi ekonomi. Namun, asumsi seperti ini kemudian dinihilkan oleh kesepakatan pelaku ekonom. Karena kapitalisme bukanlah sebuah organisasi yang bersifat monolitik, ia mempunyai banyak bentuk, namun berbeda dalam substansi dan implikasi. Dalam artian, sistem perekonomian yang dibangun oleh sebuah negara itu mempunyai strategi tersendiri untuk membangun perekonomian, terpenting bisa terhindar dari krisis finansial global.
Dijelaskan, buku ini mengupas tentang keberagaman wajah kapitalisme, Pertama, kapitalisme kewirausahaan (Entrepreneurial Capitalism).
Kapitalisme ini lahir karena hadirnya perusahaan-perusahaan baru yang inovatif, bukan disebabkan oleh berdirinya perusahaan raksasa yang telah mendominasi beberapa sektor perekonomian negeri. Sehingga, kapitalisme ini melakukan gebrakan-gebrakan baru dengan ide radikalnya. Usahanya itu pun disambut positif oleh pihak pasar.
Kedua, Kapitalisme perusahan besar (Big Firm Capitalism). Seluruh aktifitas-aktifitas ekonomi yang sifatnya global, di jalankan oleh perusahaan-perusahaan besar. Ketiga, Kapitalisme arahan negara
(State-Guide Capitalism). Secara keseluruhan, kapitalisme ini dikendalikan oleh negara, sistem yang berjalan pun dikuasai dan diarahkan oleh negara. Dalam hal ini, negaralah yang menjadi juru kunci dari akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Keempat, Kapitalisme oligarki (Oligarchic Capitalisme). Di negara-negara lain, kemungkinan besar pemerintah ikut andil dalam menggerakkan sistem perekonomian. Akan tetapi, ada juga elit pemerintahan yang tak cawe-cawe terhadap dapur perekonomiannya. Mereka berpikir pragmatis, karena hanya menginginkan keuntungan dari berjalannya sistem tersebut. Kapitalisme ini dibawahi oleh individu, per-orang-an dan keluarga. (hal.112). Oleh sebab itu, sangat lah tepat jika buku ini diberi judul “kapitalisme baik dan buruk”. Mengingat beranekaragam jenis kapitalisme itu sendiri.
Buku ini ditulis oleh tiga ahli ekonomi Amerika Serikat, William J. Baumol, Robert E. Litan, dan Carl J. Schramm. Ketiga penulis tersebut merupakan tokoh yang otoritatif di bidang perekonomian, khususnya dalam bidang entrepreneurship. Selanjutnya, mereka bertiga menggambarkan bagaimana peran entrepreneurship dalam membentuk serangkaian sistem ekonomi kapitalisme yang baik. Sayangnya, buku ini banyak disuguhi pemaparan tentang kapitalisme kewirausahaan, karena kapitalisme ini–yang dianggap oleh para penulis buku–sebagai model yang paling “cantik”. Sehingga sedikit memberatkan pembaca.
Bagi saya, Kehadiran buku “Good Capitalsm, Bad Capitalism, and the Economics of Growth and Prosperity” yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia ini, setidaknya mampu menjawab persoalan yang selalu mendera negara kita. Ambil contoh kemiskinan. Dari tahun ke tahun, angka kemiskinan semakin meningkat drastis, hal ini menandakan bahwa kekuatan perekonomian kita masih lemah dan terbelakang dari negara-negara maju. Buku ini sangatlah tepat bagi siapa saja yang ingin mengetahui sepak terjang dunia kapitalisme. Terutama para arsitek perekonomian (ekonom) negeri.(OZ.com)
Muhammad Autad An Nasher
Penikmat buku ekonomi asal Jepara dan Mahasiswa Program Khusus IAIN Walisongo Semarang
0 komentar:
Posting Komentar